Pengunjung

waktu!!

Rabu, 30 Juni 2010

Taubatnya Sang PengInjil

Shalat Tarawih baru saja usai. jarum jam menunjuk angka 21.30 WIB, tiba-tiba telepon Ustadz Deedat berdering. setelah diangkat, terdengar suara, "Ustadz, ada pemuda lulusan MTs jadi penginjil. Tolong selamatkan." si penelpon adalah pengelola klinik dan rumah bersalin Ratna Komala, Bekasi, Ustadz Ahmad Yani.

pemuda yang bernama Gunawan, diketahui murtad setelah mengalami kecelakaan dan di rawat di klinik miliknya. malam itu juga asal lampung itu di bawa ke FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Kemurtadan). Gunawan bercerita, setelah ayahnya meninggal, ia mondok di MTs di Leuliang, Bogor, atas biaya pamannya. setelah lulus, ia berkenalan dengan Ferdinand, laki-laki Batak. Gunawan diajak ke Bekasi dan dikenalka pada pendeta, juga asal Batak. "Diajak ke Gereja saya nurut" tutur Gunawan yang sudah jadi penginjil.


Meski hatinya berontak, Gunawan tak kuasa menolak ajakannya. "Mungkin, ini pengaruh minuman, seperti minyak urapan yang diberikan pada saya," ujarnya menebak. Kemudian ia memperlihatkan foto copy ijazah tsanawiyahnya. Ustadz Deedat keheranan. betapa tidak, nilai PAInya sangat bagus, tapi kenapa murtad?

"ibu tahu jika anda sudah kristen?" tanya Deedat menelisik. Ia mengatakan keluarganya sudah tahu. Ibunyapun berkali-kali menasehati agar bertaubat dan kembali ke islam, tapi ia malah marah-marah.

"Apa aktivitas anda di Gereja?" ia mengaku mengajar gitar di sekolah kristen dan melakukan pelayanan dengan cara menyampaikan kesaksian di Gereja. "Apa ajaran pendeta tentang Islam?" selidik Ustadz Deedat.
"Islam tidak menjamin keselamatan. Nabinya saja belum selamat karena masih didoakan dengan shalawat. jika nabinya tak selamat, bagaimana dengan umatnya?" jawabnya polos.
"Apa lagi doktrin pendeta tentang Islam?" Lanjut deedat.
"Islam itu teroris yang suka ngebom Gereja dan mengajarkan poligami" jawabnya

Setelah itu, Abu Deedat mulai melakukan terapi. "Jika Kristen menjamin keselamatan, coba baca kisah Para Rasul 13:23." Gunawan membacanya, "Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah di Janjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juru Selamat bagi orang Israel, yaitu Yesus."
"Asal anda dari mana?" tanya Deedat. "Lampung!" jawabnya singkat. "Menurut ayat itu, anda tak diselamatka Yesus, karena Yesus hanya menyelamatkan orang Israel," jelas Deedat. Ia mengangguk tanda setuju.

Deedat menambahkan beberapa dalil. "Jawab Yesus: 'Aku di utus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel," (Matius 15:24). Bahkan, Roh Kuduspun melarang penginjilan ke Asia : "Karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan injil di asia," (Kisah Para Rasul 16:6). Gunawan diam saja, pandangannya terpaku pada Alkitab di pangkuannya.

"Apakah anda masih meyakini Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat?" tanya Deedat. "Ya!" jawabnya mantap. "Jika begitu silakan baca Injil Markus 12:29." Gunawan membacanya: "Jawab Yesus:'Hukum yang terutama ialah: dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita. Tuhan itu Esa."

"Jelas, kan? di ayat itu Yesus mengakui dirinya bukan Tuhan, karena ia bertuhan pada Allah. Karena Yesus punya Tuhan, maka ia bukan Tuhan. Silakan baca injil Lukas 6:12," pinta Deedat. Dengan cepat ia menemukan ayat itu, nampak jelas ia terbiasa mengkaji Bibel. "Pada waktu itu pergilah Yesus ke Bukit untuk berdoa dan semalam-malaman ia berdoa kepada Allah."

"Makin jelas, kan? bahwa Yesus bukan Tuhan, bukan Juru Selamat dan Penebus Dosa. Sebab Yesus sendiri berdoa kepada Allah. Dalam Lukas 22:42 dan Matius 6:13 Yesus minta keselamatan pada Allah. Jika Yesus Juru Selamat, seharusnya ia tak minta keselamtan pada siapapun," tegas Deedat.

Pemuda itu terperangah, pandangannya kosong. tanpa membuang waktu, Deedat melanjutkan, Yesus matidan hidup kembali supaya menjadi Tuhan. tapi bukan sabda Yesus. Silakan baca kitab Roma 14:9" ia pun membacanya, "Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati maupun atas orang-orang hidup"
"Ayat inilah yang menjadi landasan bahwa Yesus adalah Tuhan. Tapi ini bukan sabda Yesus, melainkan tulisan Paulus pada jemaatnya di Roma. Ayat ini bertentangan dengan sabda Yesus dan Firman Allah. Coba baca dalam kitab ulanagn 4:35-39," Lanjut Deedat.

Gumawan membacanya : "Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Alllah, tidak ada yang lain kecuali Dia...sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang dilangit diatas dan dibumi di bawah. tidak ada yang lain"
"perhatikanlah baik-baik, Allah berfirman bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia. inilah syahadat La Ilaha Ilallah". mendengar kalimat tauhuid, Gunawan tak kuasa menahan air matanya. begitu kalimat La ILaha Ilallah diulang, tangisnya makin menjadi.

Ustadz Yani dan beberapa orang yang hadir menyarankan, agar Gunawan mengikrar ulang dua kalimat syahadat. sambil menjabat tangan Gunawan, Abu Deedat menuntun ikrar dua kalimat syahadat. akhirnya ia kembali kepangkuan islam.

Abu Deedat terus melanjutkan terpinya. keraguannya terhadap islam hasil indoktrinasi pendeta, dipatahkan satu persatu. Deeadat juga menjelaskan makna dan hakikat Al-Islam. Sebelum mengakhiri pertemuan, Deedat berpesan, "Selama ini anda sudah berbuat dosa kepada Allah, durhaka pada ibu dan bermusuhan dengan saudara kandung. anda harus istighfar mohon ampun. besok harus minta maaf pada keluarga di lampung!"v ia pun hanya menangis menyesali dosa.

sekitar jam 01.15 dini hari, pertemuan berakhir. wajah gunawan nampak sumringah. sebagai kenang-knangan, ia menyerahkan surat Babtis nya di gereja Bethell pada tim FAKTA. semua yang hadir memeluk pemuda berbadan tinggi gempal, seraya berpesan,"cukup 2 tahun berpisah dengan islam. jaga iman, jangan lepas lagi, semoga istiqomah di jalan Allah".

Kisah nyata oleh FAKTA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar